FRS NEWS

Tim P2MW UTS Cetak Prestasi, Lolos KMI Expo XV 2024 dengan Proyek Bahan Bakar Alternatif

Dalam upaya menjawab tantangan krisis energi dan lingkungan, sekelompok mahasiswa dari Fakultas Rekayasa Sistem Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) berhasil menciptakan inovasi yang patut diapresiasi. Tim Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) yang diketuai oleh Rini Nirmala, berhasil lolos seleksi dan akan mewakili UTS dalam ajang Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) Expo XV 2024 yang akan diselenggarakan di Universitas Halu Oleo, Kota Kediri.

Inovasi yang mereka usung adalah pengembangan bahan bakar alternatif yang berbahan dasar cangkang kemiri. Bahan bakar ini diharapkan dapat menjadi solusi yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil yang saat ini banyak digunakan.

“Kami melihat potensi besar dari limbah organik yang selama ini sering terbuang percuma. Dengan teknologi yang tepat, limbah ini dapat diolah menjadi energi alternatif yang bernilai tinggi,” ujar Rini Nirmala.

Proses pembuatan bahan bakar ini melibatkan beberapa tahap, yaitu :

  1. Pengumpulan dan Pengeringan: Cangkang kemiri dikumpulkan dan dikeringkan terlebih dahulu untuk mengurangi kadar air, sehingga memudahkan proses berikutnya dan meningkatkan efisiensi pembakaran.
  2. Karbonisasi: Cangkang kemiri yang sudah kering kemudian dibakar dalam kondisi terbatas oksigen (proses pirolisis) menggunakan alat seperti drum pirolisis. Tujuannya adalah untuk mengubah cangkang kemiri menjadi arang, yang memiliki kandungan karbon tinggi dan lebih efisien sebagai bahan bakar.
  3. Penggilingan: Arang cangkang kemiri hasil karbonisasi kemudian digiling menjadi serbuk halus menggunakan mesin penggiling.
  4. Pencampuran: Serbuk arang yang dihasilkan dicampur dengan bahan perekat (biasanya berupa tepung kanji atau bahan perekat alami lainnya) untuk membantu proses pencetakan. Perbandingan arang dan perekat harus sesuai agar briket memiliki kekuatan yang cukup tanpa mengurangi daya bakarnya.
  5. Pencetakan: Campuran arang dan perekat tersebut kemudian dicetak menggunakan mesin pencetak briket, yang menghasilkan briket dalam berbagai bentuk seperti kubus, silinder, atau bentuk lainnya.
  6. Pengeringan: Briket yang sudah dicetak perlu dikeringkan kembali, baik secara alami di bawah sinar matahari atau menggunakan oven pengering, untuk memastikan kadar air rendah sehingga briket lebih tahan lama dan memiliki performa pembakaran yang baik.
  7. Pengemasan: Setelah kering, briket siap dikemas dan digunakan sebagai bahan bakar organik alternatif yang ramah lingkungan.

Briket dari cangkang kemiri ini dapat digunakan untuk memasak, pemanas, dan berbagai keperluan lainnya, dengan keunggulan seperti emisi karbon yang lebih rendah dan pemanfaatan limbah organik.

Dengan lolosnya tim P2MW UTS ke KMI Expo XV 2024, diharapkan inovasi ini dapat menarik perhatian investor dan pihak-pihak terkait untuk mengembangkannya lebih lanjut. Selain itu, inovasi ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mewujudkan target penurunan emisi gas rumah kaca.

Share Now