Sumbawa – Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Fakultas Rekayasa Sistem (FRS) sukses menggelar kegiatan kolaborasi bertajuk “SEMINAR DPM”. Seminar yang telah diselenggarakan pada hari Jumat, 4 Juli 2025, mulai pukul 07.00 hingga 09.15 WITA ini mengambil tempat di Ruang Publik Kreatif (RPK) UTS. Tema yang diangkat, “Mengenal DPM: Wajah Legislatif Kampus yang Sering Terlupakan”. Kegiatan ini merupakan inisiatif DPM FRS untuk lebih memperkenalkan peran dan fungsi lembaga legislatif mahasiswa di lingkungan kampus. Peserta yang hadir tidak hanya berasal dari mahasiswa FRS, tetapi juga delegasi DPM dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), serta Fakultas Ilmu Teknologi dan Humaniora (FITH). Kehadiran delegasi dari fakultas lain menunjukkan antusiasme dan kebutuhan akan pemahaman yang lebih mendalam mengenai DPM di kalangan mahasiswa UTS.
Pemateri dalam seminar ini adalah Muhammad Nashih Ulwan, S.Psi. Dengan kepakarannya, beliau memaparkan materi seputar DPM secara komprehensif, mulai dari struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi, hingga relevansinya dalam mewadahi aspirasi mahasiswa. Sesi penyampaian materi berlangsung interaktif, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan diskusi yang aktif. Para peserta memanfaatkan kesempatan ini untuk menggali lebih dalam berbagai isu terkait DPM, serta berbagi pandangan dan pengalaman mereka. Diskusi yang hidup ini menunjukkan tingginya keingintahuan mahasiswa terhadap bagaimana mereka dapat berpartisipasi aktif dalam proses legislasi kampus.
Tujuan utama dari pelaksanaan seminar ini adalah: (1) Meningkatkan pemahaman mahasiswa UTS tentang tugas pokok dan fungsi DPM. Selama ini, banyak mahasiswa yang kurang memahami secara detail apa yang menjadi lingkup kerja DPM, sehingga seminar ini diharapkan dapat menjembatani kesenjangan informasi tersebut. (2) Memperkenalkan DPM sebagai wadah penyaluran aspirasi mahasiswa yang efektif. Seminar ini menekankan bahwa DPM bukanlah sekadar organisasi tanpa dampak, melainkan kanal resmi bagi mahasiswa untuk menyuarakan ide, keluhan, dan saran mereka demi kemajuan kampus. (3) Mengangkat kembali kesadaran mahasiswa mengenai keberadaan dan peran DPM pada lingkungan mahasiswa. DPM seringkali dianggap “tersembunyi” di balik hiruk pikuk kegiatan organisasi lain. Seminar ini berusaha membawa DPM kembali ke permukaan kesadaran mahasiswa. (4) Mengidentifikasi terkait kurangnya eksistensi DPM pada lingkungan berorganisasi mahasiswa. Melalui diskusi dan interaksi, seminar ini juga berfungsi sebagai forum untuk mengidentifikasi mengapa DPM terkadang kurang dikenal atau kurang dimanfaatkan oleh mahasiswa, serta mencari solusi untuk meningkatkan eksistensinya.
Dengan diselenggarakannya “SEMINAR DPM” ini, DPM FRS berharap dapat membuka mata mahasiswa akan pentingnya peran DPM sebagai penyeimbang kekuatan eksekutif mahasiswa dan jembatan penghubung antara mahasiswa dengan pihak rektorat. Kolaborasi antar-DPM fakultas ini juga diharapkan menjadi langkah awal untuk sinergi yang lebih besar dalam upaya meningkatkan partisipasi mahasiswa dan kualitas kehidupan kampus secara keseluruhan. Ke depan, kegiatan serupa diharapkan dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan, menjangkau lebih banyak mahasiswa, dan memperkuat peran DPM sebagai garda terdepan aspirasi mahasiswa UTS. (Sari)