Sumbawa – Suasana hangat dan penuh antusiasme menyelimuti Integrated Lab Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) pada Kamis, 29 Mei 2025. Departemen Komunikasi Eksternal Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Rekayasa Sistem (BEM FRS) sukses menyelenggarakan kegiatan studi banding yang mempertemukan anggota BEM FRS dan BEM Fakultas Teknologi Lingkungan dan Mineral (BEM FTLM). Kegiatan ini tidak hanya bertujuan mempererat tali silaturahmi, tetapi juga menjadi wadah berharga untuk bertukar pengetahuan, meningkatkan kualitas organisasi, dan memperkuat hubungan antar kedua BEM di lingkungan UTS. Tujuan utama dari studi banding ini adalah untuk meningkatkan hubungan antusiasme dan kultur yang tinggi di antara BEM FRS dan BEM FTLM. Dalam era kolaborasi seperti saat ini, semangat kebersamaan dan kegairahan dalam berorganisasi menjadi kunci utama untuk mencapai tujuan bersama. Melalui interaksi langsung, diharapkan akan terbentuk atmosfer yang lebih positif dan dinamis, mendorong setiap anggota untuk berkontribusi secara maksimal.
Selain itu, kegiatan ini juga dirancang untuk memperoleh pengetahuan dan wawasan baru mengenai mekanisme kerja serta dinamika internal masing-masing BEM. Pertukaran informasi ini krusial untuk memperkaya perspektif anggota dan membuka pemikiran tentang berbagai pendekatan dalam menjalankan organisasi mahasiswa. Dengan pemahaman yang lebih luas, diharapkan muncul ide-ide segar dan inovatif untuk pengembangan program kerja di masa mendatang. Lebih jauh, studi banding ini secara spesifik bertujuan untuk meningkatkan kualitas analisis identifikasi masalah, pengembangan solusi, dan komunikasi eksternal bagi BEM FRS dan BEM FTLM. Sesi diskusi yang intensif mengenai studi kasus dan permasalahan internal yang pernah atau sedang dihadapi menjadi inti dari kegiatan ini. Anggota kedua BEM saling berbagi pengalaman, strategi, dan pembelajaran yang didapat dari penanganan isu-isu organisasi sehingga menjadi kesempatan untuk mengasah kemampuan berpikir kritis, merumuskan solusi yang efektif, serta memperkuat keterampilan komunikasi, khususnya dalam konteks eksternal.
Salah satu agenda penting dalam studi banding ini adalah pemaparan program kerja dan sistem koordinasi dari masing-masing BEM. BEM FRS dan BEM FTLM secara bergantian mempresentasikan visi, misi, dan program-program unggulan mereka. Pemaparan ini tidak hanya memberikan gambaran jelas tentang arah dan fokus kedua organisasi, tetapi juga membuka peluang untuk identifikasi potensi kolaborasi. Diskusi mengenai sistem koordinasi internal juga menjadi topik menarik, memungkinkan kedua BEM untuk mengadopsi praktik terbaik satu sama lain demi efisiensi dan efektivitas kerja.
Secara keseluruhan, kegiatan studi banding ini menjadi kesempatan yang berharga bagi anggota BEM FRS dan BEM FTLM untuk saling belajar dan berkembang. Interaksi langsung, berbagi pengalaman, dan diskusi konstruktif diharapkan dapat memupuk sinergi yang kuat antara kedua BEM. (Sari)