FRS NEWS

Relawan TIK dan FRS UTS Kembali Menggelar Webinar Bertajuk “Digitalisasi Sebagai Sarana Pelestarian Kebudayaan Lokal”

Sumbawa, 6 Januari 2025 – Fakultas Rekayasa Sistem Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) bersama Relawan TIK Cabang Sumbawa sukses menggelar webinar bertajuk “Digitalisasi Sebagai Sarana Pelestarian Kebudayaan Lokal”. Acara yang berlangsung secara daring ini menghadirkan para pakar teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta para dosen Fakultas Rekayasa Sistem untuk membahas potensi digitalisasi dalam melestarikan kekayaan budaya Sumbawa.

Para pemateri, yang merupakan dosen-dosen di Fakultas Rekayasa Sistem UTS dan juga Relawan TIK Cabang Sumbawa, menyoroti berbagai aspek digitalisasi yang dapat diterapkan dalam upaya pelestarian budaya lokal. Shinta Esabella, S.T., M.TI, memaparkan tentang pengembangan ensiklopedia kebudayaan Sumbawa berbasis web. Menurutnya, digitalisasi tidak hanya membantu pemerintah daerah dalam melestarikan budaya, tetapi juga membuka peluang bagi masyarakat, terutama penyandang disabilitas, untuk mengakses informasi kebudayaan secara lebih mudah.

“Dengan digitalisasi, kita dapat menciptakan sumber belajar yang interaktif dan inklusif. Misalnya, dengan menambahkan fitur audio deskripsi, ensiklopedia ini bisa dinikmati oleh teman-teman tunanetra,” ujar Shinta.

Sementara itu, Nora Derry Sofya, S.Kom., M.M. Inov., membahas potensi digitalisasi dalam meningkatkan daya saing tenun kre’ Alang Sumbawa. Tenun kre’ Alang, yang merupakan warisan budaya masyarakat Poto, Kecamatan Moyo hilir, memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai produk unggulan daerah.

“Digitalisasi dapat membantu kita mempromosikan tenun kre’ Alang ke pasar yang lebih luas, baik lokal maupun internasional. Dengan membuat katalog produk secara online, kita dapat memperlihatkan keindahan dan keunikan tenun kre’ Alang kepada dunia,” ungkap Nora.

Ekastini, S.Kom., M.Kom., juga turut menyoroti pentingnya digitalisasi dalam pemasaran produk UMKM tenun kre’ Alang. Menurutnya, dengan memanfaatkan platform e-commerce, para pengrajin tenun dapat menjangkau konsumen yang lebih banyak dan meningkatkan pendapatan mereka.

“E-katalog dapat menjadi alat yang efektif untuk memperkenalkan berbagai motif dan model tenun kre’ Alang kepada konsumen. Selain itu, dengan adanya platform e-commerce, transaksi jual beli dapat dilakukan dengan lebih mudah dan aman,” jelas Ekastini.

Webinar ini juga membahas pentingnya keamanan siber dalam melindungi data dan informasi kebudayaan. Yunanri W., ST., M.Kom., menekankan bahwa perlindungan data sangat penting untuk memastikan kelestarian budaya.

“Cybersecurity merupakan kunci untuk menjaga kelestarian budaya kita. Dengan menerapkan langkah-langkah keamanan yang tepat, kita dapat mencegah terjadinya kebocoran data dan serangan siber yang dapat merusak warisan budaya kita,” tegas Yunanri.

Webinar ini mendapat sambutan positif dari para peserta. Mereka berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan untuk mendorong agar lebih peduli terhadap pelestarian budaya lokal. (Sari)

Share Now