Sumbawa – Dalam upaya pelestarian budaya lokal, Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) kembali menorehkan prestasi gemilang. Kali ini, Nora Dery Sofya, S.Kom.,M.M.Inov., seorang dosen di Program Studi Informatika, berhasil meraih pendanaan untuk mengembangkan proyek inovatif yang menggabungkan teknologi mutakhir dengan warisan budaya.
Pada tahun 2025 mendatang, Nora dan timnya akan meluncurkan “Portal Belajar Tarian Sumbawa Berbasis Augmented Reality”. Inovasi ini diharapkan mampu menghidupkan kembali minat generasi muda terhadap tarian tradisional Sumbawa, sekaligus mempermudah proses pembelajarannya.
Teknologi Augmented Reality (AR) yang diadopsi dalam proyek ini akan memberikan pengalaman belajar yang imersif dan interaktif. Siswa seolah-olah dapat berinteraksi langsung dengan seorang penari profesional, mengikuti gerakan-gerakan dengan presisi. Fitur-fitur canggih seperti visualisasi 3D, audio yang imersif, dan kemampuan pelacakan gerakan akan membuat proses belajar tari menjadi lebih menyenangkan dan efektif.
“Kami ingin menciptakan sebuah platform yang tidak hanya mengajarkan teknik tarian, tetapi juga menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya Sumbawa,” ujar Nora mewakili tim. “Dengan AR, kami berharap dapat menarik minat generasi muda yang akrab dengan teknologi untuk lebih mengenal dan menghargai warisan leluhur mereka.”
Penelitian ini mendapat sambutan positif dari berbagai pihak. Rektor Universitas Teknologi Sumbawa menyambut baik inisiatif ini sebagai langkah nyata dalam melestarikan kekayaan budaya daerah. Dukungan penuh diberikan untuk memastikan keberhasilannya.
Sementara pihak pemerintah daerah menyatakan harapannya agar portal ini dapat menginspirasi generasi muda untuk menjadi penerus budaya yang tangguh. Mereka percaya bahwa dengan adanya teknologi AR, generasi muda akan lebih mudah mempelajari dan mengapresiasi tarian tradisional Sumbawa.
Tidak hanya itu, masyarakat Sumbawa juga antusias menyambut kehadiran portal belajar tari berbasis AR. Mereka berharap inovasi ini dapat memperkenalkan tarian Sumbawa kepada khalayak yang lebih luas, baik di dalam maupun di luar daerah.
Nora tidak sendirian dalam mewujudkan proyek ini. Ia didukung oleh tim yang solid dan multidisiplin, terdiri dari dosen, tenaga kependidikan, instansi pemerintahan dan mahasiswa Fakultas Rekayasa Sistem UTS. Dengan latar belakang yang beragam, mulai dari bidang informatika, seni, hingga pendidikan, tim ini mampu menyinergikan berbagai keahlian untuk menciptakan sebuah karya yang inovatif dan berkualitas.
Peluncuran portal belajar tari berbasis AR ini diharapkan dapat menjadi titik awal bagi pengembangan inovasi serupa di bidang pelestarian budaya. Dengan memanfaatkan teknologi, kita dapat menciptakan berbagai cara kreatif untuk memperkenalkan dan melestarikan warisan budaya kepada generasi muda. (SARI)